mOH. HAFID, M.PD.i.
1. MENURUT
PANDANGAN PAKAR INDONESIA
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam
dua pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau
metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang
berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu.
Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah
adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut
mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan
dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu
pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang
interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui
proses pendidikan.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat
digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
·
Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses
pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan,
menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat
pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara
Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara
terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu,
yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk
kehidupan pasca kehidupan.
·
Pendekatan holistik integrative
·
Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional
sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan
dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak
dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa.
Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut
penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan
yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2.
Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia
mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab
itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang
mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3.
Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan
religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat
manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan
yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4.
Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan
pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi
ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para
pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
5.
Pendekatan negativis / negativisme
Pendidikan
ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini
melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang
bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan
tersebut.
6.
Pendekatan sosiologis / sosiologisme
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah
dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada
kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu.
Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah
perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu etis.
Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses pendidikan
diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang nilai-nilai
kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target pembangunan. Pengalaman
pembangunan Indonesia selama Orde Baru telah mengarah kepada paham
developmentalisme yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target
pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12 tahun.
Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer
adalah konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan Ferkenal
Paulo Freire.
Pendidikan
yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal sebagai pendidikan
pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan. Konsiensialisme yang
dikumandangkan Freire merupakan suatu pandangan pendidikan yang sangat
mempunyai kadar politis karena dihubungkan dengan situasi kehidupan politik
terutama di negara-negara Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan
pembebasan melihat fungsi atau hakikat pendidikan sebagai pembebasan manusia
dari berbagai penindasan. Sekolah adalah lembaga sosial yang pada umumnya
mempresentasi kekuatan-kekuatan sosial politik yang ada agar menjaga status quo
hukum membebaskan manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam istilah Polo
Freire. “kapitalisme yang licik”. Sekolah harus berfungsi membangkitkan
kesadaran bahwa manusia adalah bebas.
Hakekat
Manusia
1.
Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa atman manusia datang langsung dari
Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
2. Kepustaan
agama Budha menggambarkan bahwa manusia adalah mahluk samsara, merupakan wadah
dari the absolute yang hidupnya penuh dengan kegelapan.
3. Pendapat
kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah
manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa,
intisari dari semua mahluk yang memiliki kecerdasan.
4. Filosof
Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada budinya yang
memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato dan Aristoteles
menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.
5. Tokoh
Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles tentang hakekat
kebaikan manusia yg selanjutnya bergeser ke pandangan humanistik yg menyatakan
manusia merupakan kemenyuluruhan dari segala dimensinya. (1), Spinoza
berpandangan pantheistik menyatakan hakekat manusia sama dengan Tuhan dan sama
pula dengan hakekat alam semesta. (2), Voltaire mengatakan hakekat manusia
sangat sulit untuk diketahui dan butuh waktu yang sangat panjang untuk
mengungkapkannya.
6.
Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk mono-dualis yang
merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yg tak terpisahkan.
7. Para ahli
biologi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi jasad, jasmani, atau
wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini dipelopori oleh Darwin
dengan teori evolusinya.
8. Para ahli
psikologi sebaliknya menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rokhani, jiwa atau
psikhe.
9. Ahli
teori konvergensi antara lain William Stern berpendapat bahwa hakekat manusia
merupakan paduan antara jasmani dan rokhani.
10.Pandangan
dari segi agama, Islam, Kristen, dan Katolik menolak pandangan hakekat manusia
adalah jasmani dengan teori evolusi. Hakekat manusia adalah paduan menyeluruh
antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati dan akalnya manusia terus menerus
mencari kebenaran dan dianugerahi status sebagai khalifah Allah.
11.Pancasila
memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg monodualistik &
monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, integralistik,
kebersamaan dan kekeluargaan
Hakekat dan
Teori Pendidikan
Mudyahardjo ( 2001:91 ) menegaskan bahwa sebuah teori
berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai :
a. asumsi atau
konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
b. definisi
konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari
istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
a. pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan
bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan
belajarnya.
b.
pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal
yan baik atau norma-norma yang baik, dan
c.
pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang
belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari sudut keilmuan tertentu
seperti :
a.
Sosiologik memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan
sebagai usaha pewarisan dari generasi ke generasi.
b.
Antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan
budaya dari generasi ke generasi.
c.
Psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu
mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secar optimal.
Psikologi menurut Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah studi tentang
kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya.
d. Ekonomi,
yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani ( human capital
) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
e. Politik
yang melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara yang diharapkan (
civilisasi ) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan
praktek, teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana
soyogyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang
pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan disusun seperti
latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek pendidikan serta
pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif memberi makna bahwa
pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada hakekatnya untuk mencapai
kesejahteraan bagi subjek didik.
2. MENURUT PANDANGAN
PAKAR ASING
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer
of value dan transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan
pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai
upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai
yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Hakekat pendidikan menurut pandangan
beberapa pakar asing :
• Paula
Freire
Pendidikan adalah proses pengaderan
dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan
untuk mendidik diri sendiri.
• Langeveld
Pendidikan adalah membantu anak
dalam mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
• Rosseau
Pendidikan adalah memberikan
pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi dibutuhkan pada masa
dewasa.
• Paulo
freire
Pendidikan merupakan jalan menuju
pembebasan yang permanen dan diri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa
dimana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka yang melalui praksis
mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama dan
merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.
• Jhon dewey
Pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman hal ini mungkin terjadi di dalam pergaulan biasa
atau pergaulan orang dewasa dengan urang muda, mungkin pula terjadi secara
segaja dan dikembangkan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan
mengelompok di mana dia hidup
• H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus
menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan,
seperti termanifeskasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dari
kemanusiaan dari manusia.
• Sir
Godfrey Thomson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu
untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang permanent di dalam
kebiasaan-kebiasaan, tingkah laku, pikiran dan sifatnya.